KEBIJAKAN ASESMEN NASIONAL DARI MAS MENTRI
Peningkatan sistem evaluasi
pendidikan adalah bagian dari Merdeka Belajar dengan mendorong mutu dan hasil
belajar siswa. Dari sinilah kemendikmud mengeluarkan kebijakan Asesmen Nasional
berupa standar kelulusan yang akan mulai diterapkan tahun 2021 mendatang setelah
menyatakan untuk menghapus Ujian
Nasional sebagai standar kelulusan. Asesmen Nasional ini diharapkan untuk
mendorong perbaikan mutu pendidikan Nasional serta meningkatkan hasil belajar
peserta didik dimasa depan dan akan diselenggarakan disetiap jenjang pendidikan
diseluruh Indonesia.
Asesmen Nasional terdiri dari 3 bagian, yaitu:
1. Asesmen Kompetensi Minimum ( AKM )
"Asesmen kompetensi minimum adalah kompetensi yang benar-benar minimum di mana kita bisa memetakan sekolah-sekolah dan daerah-daerah berdasarkan kompetensi minimum. Apa itu materinya. Materinya yang bagian kognitifnya hanya dua. Satu adalah literasi dan yang kedua adalah numerasi," papar Nadiem di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (11/12/2019). Asesmen Kompetensi Minimum dirancang untuk mengukur capaian dari hasil kognitif siswa yaitu Literasi dan Numerasi. Dimana kemampuaan Literasi dan Numerasi ini akan membantu siswa lebih memahami mata pelajaran lain terutama kemampuan berpikir kritis dalam bentuk tertulis maupun secara kuantitatif. Karena kemampuan Literasi dan Numerasi akan berdampak untuk mempermudah memahami pada semua mata pelajaran yang ada disekolah. Berikut contoh numerasi untuk beberapa mata pelajaran nonmatematika :· IPA : Menghitung berat badan ideal, Memprediksi siklus pertumbuhan tanaman dan Estimasi pertumbuhan mahluk hidup disertai dengan bagan.
· IPS : Mengitung skala pada peta, Menghitung perbedaan waktu bagian Indonesia, Menghitung tahun proklamasi, dll.
· Bahasa Indonesia : Menyajikan Cerita atau paragraf yang berhubungan dengan matematika.
· SBdP : Menghitung panjang garis pada sketsa gambar, membuat denah, dll.
· PJOK : Mengetahui panjang dan lebar setiap lapangan pada macam-macam jenis olahraga.
· PPKn : Menghitung Jumlah ekor,sayap dan leher pada burung garuda serta mengaitkan dengan tanggal kemerdekaan Indonesia.
Survey Karakter
Bertujuan untuk mengukur capaian sosial emosional untuk mencetak profil dan karakter siswa dengan 6 Indikator utama yaitu :
· Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa : Membiasakan berdoa sebelum dan sesudah belajar.
· Kebinekaan Global : Siswa berkomunikasi dengan siswa di wiliayah lain misalnya tukar pengalaman belajar. Wisata Edukasi yaitu menagajk siswa berjalan-jalan secara langsung keberbagai tempat yang memiliki keterkaitan pada mata pelajaran tertentu, misalnya wisata Edukasi Istana Tampak Siring.
· Kemandirian : yaitu kemandirian disekolah, dirumah ataupun di masyarakat.
· Gotong Royong : bertujuan untuk menumbuhkan pribadi saling tolong menolong, suka rela, saling membantu, membina hubungan sosial dengan lebih baik terhadap masyarakat sekitarnya, serta mempererat persaudaraan antar sesama.
· Bernalar Kritis : suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang bersifat pengetahuan yaitu mengerti dan memahami segala aspek dari objek yang diamati, memutuskan dan menetapkan kesimpulan dari fakta yang telah diamati, lalu memberikan kesimpulan mengenai objek setelah fakta-fakta diuji kembali kebenaranya.
· Kreatifitas : Melatih siswa berpendapat dengan jelas dan lancar terutama didepan teman-temanya, meminta siswa mengajarkan siswa lainya, menciptakan budaya menjelaskan dikelas bukan sekedar menjawab yang betul, memperbanyak diskusi dan interaksi antar siswa, berikan PR yg berkualitas sepertimelakukan wawancara, memotret gambar lalu mengirim lewat hp disertai dengan komentar, saat pembahasan dikelas usahakan bertanya “Apa yang terlintas dipikiranmu ketika mendengarkata…?”
3. Survey Lingkungan Belajar
Untuk memetakan dan mengevaluasi aspek pendukung pembelajaran dilingkungan sekolah seperti :
· Profil sekolah
· Area sekolah
· kekuatan sekolah disetiap daerah
Dengan mengembangkan sarana yang menunjang seta memanfaatkan lingkngan sekolah sebagaai sarana dan media pembelajaran literasi dan numerasi. Sehingga teripta suasana yangberupa timbal balik antara siswa dengan lingkungan belajarnya. Contohnya seperti yang sudah diterapkan di SDN 17 Padangsambian pada gambar berikut,