Rabu, 14 Oktober 2020

Artikel Novia 2

KEBIJAKAN ASESMEN NASIONAL DARI MAS MENTRI

Peningkatan sistem evaluasi pendidikan adalah bagian dari Merdeka Belajar dengan mendorong mutu dan hasil belajar siswa. Dari sinilah kemendikmud mengeluarkan kebijakan Asesmen Nasional berupa standar kelulusan yang akan mulai diterapkan tahun 2021 mendatang setelah  menyatakan untuk menghapus Ujian Nasional sebagai standar kelulusan. Asesmen Nasional ini diharapkan untuk mendorong perbaikan mutu pendidikan Nasional serta meningkatkan hasil belajar peserta didik dimasa depan dan akan diselenggarakan disetiap jenjang pendidikan diseluruh Indonesia.

Asesmen Nasional terdiri dari 3 bagian, yaitu:

1.      Asesmen Kompetensi Minimum ( AKM )

"Asesmen kompetensi minimum adalah kompetensi yang benar-benar minimum di mana kita bisa memetakan sekolah-sekolah dan daerah-daerah berdasarkan kompetensi minimum. Apa itu materinya. Materinya yang bagian kognitifnya hanya dua. Satu adalah literasi dan yang kedua adalah numerasi," papar Nadiem di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (11/12/2019). Asesmen Kompetensi Minimum dirancang untuk mengukur capaian dari hasil kognitif siswa yaitu Literasi dan Numerasi. Dimana kemampuaan Literasi dan Numerasi ini akan membantu siswa lebih memahami mata pelajaran lain terutama kemampuan berpikir kritis dalam bentuk tertulis maupun secara kuantitatif. Karena kemampuan Literasi dan Numerasi akan berdampak untuk mempermudah memahami pada semua mata pelajaran yang ada disekolah. Berikut contoh numerasi untuk beberapa mata pelajaran nonmatematika :

· IPA : Menghitung berat badan ideal, Memprediksi siklus pertumbuhan tanaman dan Estimasi pertumbuhan mahluk hidup disertai dengan bagan.

· IPS : Mengitung skala pada peta, Menghitung perbedaan waktu bagian Indonesia, Menghitung tahun      proklamasi, dll.

· Bahasa Indonesia : Menyajikan Cerita atau paragraf yang berhubungan dengan matematika.

· SBdP : Menghitung panjang garis pada sketsa gambar, membuat denah, dll.

· PJOK : Mengetahui panjang dan lebar setiap lapangan pada macam-macam jenis olahraga.

· PPKn : Menghitung Jumlah ekor,sayap dan leher pada burung garuda serta mengaitkan dengan           tanggal kemerdekaan Indonesia.

Survey Karakter



Bertujuan untuk mengukur capaian sosial emosional untuk mencetak profil dan karakter siswa dengan 6 Indikator utama yaitu :

· Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa : Membiasakan berdoa sebelum dan sesudah belajar.

· Kebinekaan Global : Siswa berkomunikasi dengan siswa di wiliayah lain misalnya tukar pengalaman belajar. Wisata Edukasi yaitu menagajk siswa berjalan-jalan secara langsung keberbagai tempat yang memiliki keterkaitan pada mata pelajaran tertentu, misalnya wisata Edukasi Istana Tampak Siring.

· Kemandirian : yaitu kemandirian disekolah, dirumah ataupun di masyarakat.

· Gotong Royong : bertujuan untuk menumbuhkan pribadi saling tolong menolong, suka rela, saling membantu, membina hubungan sosial dengan lebih baik terhadap masyarakat sekitarnya, serta mempererat persaudaraan antar sesama.

· Bernalar Kritis : suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang bersifat pengetahuan yaitu mengerti dan memahami segala aspek dari objek yang diamati, memutuskan dan menetapkan kesimpulan dari fakta yang telah diamati, lalu memberikan kesimpulan mengenai objek setelah fakta-fakta diuji kembali kebenaranya.

· Kreatifitas : Melatih siswa berpendapat dengan jelas dan lancar terutama didepan teman-temanya, meminta siswa mengajarkan siswa lainya, menciptakan budaya menjelaskan dikelas bukan sekedar menjawab yang betul, memperbanyak diskusi dan interaksi antar siswa, berikan PR yg berkualitas sepertimelakukan wawancara, memotret gambar lalu mengirim lewat hp disertai dengan komentar, saat pembahasan dikelas usahakan bertanya “Apa yang terlintas dipikiranmu ketika mendengarkata…?”



3. Survey Lingkungan Belajar

Untuk memetakan dan mengevaluasi aspek pendukung pembelajaran dilingkungan sekolah seperti :

· Profil sekolah

· Area sekolah

· kekuatan sekolah disetiap daerah

    Dengan mengembangkan sarana yang menunjang seta memanfaatkan lingkngan sekolah sebagaai sarana dan media pembelajaran literasi dan numerasi. Sehingga teripta suasana yangberupa timbal balik antara siswa dengan lingkungan belajarnya. Contohnya seperti yang sudah diterapkan di SDN 17 Padangsambian pada gambar berikut, 






Sabtu, 10 Oktober 2020

Artikel Novia

 Menaklukan Tantangan Pembelajaran Jarak Jauh di masa Pandemi Covid-19

Sejak ditetapkanya Sosial Distance untuk mencegah penyebaran wabah virus Covid-19 di Indonesia, maka terjadilah pembatasan pertemuan dalam skala besar yang juga berdampak pada dunia pendidikan. Hal ini menyebabkan kegiatan belajar mengajar di sekolah yang awalnya dengan sistem tatap muka dikelas, berganti mengharuskan sistem pembelajaran disekolah menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ) dalam jaringan (daring) secara online.  Sedangkan kesiapan dalam menghadapi hal tersebut masih sangat kurang dan terbatas. Mengingat semua terjadi secara mendadak dan minim pengalaman. Namun karena wabah Covid belum berakhir maka mau tidak mau dunia pendidikan terutama guru dan siswa dituntut untuk menyesuaikan diri.

Tujuan pembelajaran jarak jauh  (PJJ) pada dasarnya adalah untuk tetap memberikan layanan pendidikan kepada siswa yang tidak dapat mengikuti pembelajaran secara tatap muka dengan memnfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).  Baik itu melalui Whatsapp grub kelas, Facebook, Google classroom dll yang bersifat terbuka, belajar mandiri, dan belajar tuntas.

Dalam hal ini, Pembelajaran jarak jauh yang telah berjalan beberapa bulan terakhir memiliki beberapa tantangan, diantaranya :

1.    Keluhan peserta didik yang tidak memiliki gadget android atau peserta didik yang meminjam gadget orang tuanya. Sehingga mereka tidak dapat tepat waktu mengikuti pembelajaran daring dikarenakan gadget yang digunakan untuk belajar secara daring masih dibawa orangtuanya bekerja.

2.  Keluhan beberapa orangtua yang keduanya sama-sama bekerja, sehingga tidak dapat memantau atau membimbing secara langsung putra-putrinya ketika pembelajaran daring berlangsung. Akibatnya siswa malas mengerjakan tugas dan jarang hadir atau jarang mengikuti pembelajaran.

3.  Kuota pulsa terbatas (sebelum diberikan bantuan kuota oleh pemerintah) atau jaringan sinyal yang lemah. Karena ada beberapa siswa yang pulang ke kampung halaman dikarenkan orangtuanya tidak lagi dapat bekerja karena  dampak pandemi Covid-19.

4.  Banyak siswa yang merasa jenuh dengan pembelajarn jarak jauh (daring) karena tidak dapat bertemu dan bermain dengan teman-temanya.

          Solusi untuk mengatasi hal tersebut untuk keluhan pertama yaitu guru menghubungi siswa via telp minimal sekali dalam seminggu untuk memberikan tugas kepada siswa untuk seminggu kedepan. Karena kendala keterbatasan teknologi, maka sebaiknya materi atau tugas yang diberikan tidak terlalu banyak/berat dan tetap sesuai dengan kurikulum silabus pembelajaran.  Serta menyesuaikan dengan salah satu pokok kebijakan baru Kemendikbud RI tentang Program Merdeka Belajar yaitu menerapkan asesmen kompetensi minimum dan survey karakter yang menekankan kemampuan penalaran literasi dan numerik. Hal ini juga dapat diterapkan untuk mengatasi keluhan yang ke 3. Sedangkan untuk poin ke 2 dan 4, disini guru memiliki peran yang sangat penting untuk memberikan kreatifitas dalam mengelola media atau metode untuk menympaikan materi dalam pembelajaran jarak jauh. Jika siswa malas atau tidak ada semangat untuk belajar maka ilmu dan hasil yang diperoleh juga tidak akan maksimal. Oleh karena itu, peran guru disini dituntut untuk memberikan metode belajar yang bervariasi kepada siswa supaya siswa senang dan memiliki semangat untuk belajar sekalipun memalui pembelajaran jarak jauh. Suatu contoh misalnya memberikan video pembelajaran , quiz, percobaan sederhana, games edukasi, project based learning misalnya mengajak siswa membuat video gabungan hasil karya literasi dan numerasi dalam suatu grub.

          Momen ini akan menjadi waktu yang tepat bagi orang tua untuk lebih memahami dan membantu tantangan belajar anak-anak mereka. Dan situasi ini akan memberikan pelajaran yang baik serta menjadi media untuk memperbaiki diri,baik bagi siswa,guru ataupun orangtua. Karena cara terbaik untuk belajar suatu hal baru adalah keluar dari zona nyaman dan siap untuk beradaptasi.



Minggu, 27 September 2020

Belajar Menyenangkan ( Joyfull Learning )

Belajar Menyenangkan Pembelajaran yang menarik dan menyenangkan menjadi salah satu alternatif bagi guru untuk meningkatkan kualitasnya dalam mendidik peserta didik. Untuk itu, guru harus mengetahui hakikat belajar dan pembelajaran yang baik. Keberhasilan proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh pemahaman guru terhadap hakikat tersebut.Selain dapat meningkatkan semangat belajar, pembelajaran yang menarik dan menyenangkan juga memicu seorang guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa dalam menyampaikan materi pelajaran. Disinilah tingkat kekreativitas dan keterampilan mendidik siswa akan terlihat, sehingga guru harus pandai memutar otak.Harapannya, dengan terciptanya pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, akan tercapai pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik.














Artikel Novia 2

KEBIJAKAN ASESMEN NASIONAL DARI MAS MENTRI Peningkatan sistem evaluasi pendidikan adalah bagian dari Merdeka Belajar dengan mendorong mutu...